Innalillahi wa innailaihi raaji’uun…

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hambaNya. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama, sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang yang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.
(HR. BUkhari dan Muslim)
Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun…Dunia Islam sedang berduka cita (semestinya…, sayangnya banyak yang tidak tau kalo dirinya sedang tertimpa musibah). Selasa lalu, 5 Februari 2008, atau bertepatan dengan 27 Muharram 1429 H, masih di bulan haram, seorang ulama besar kita telah wafat. Ia adalah Syeikh DR Bakr bin Abdillah Abu Zaid, Ibnu Qoyyim-nya zaman ini. Sayangnya, kabar duka ini tidak terekspose di media, sehingga banyak dari kita yang tidak tahu. Padahal beliau adalah salah seorang ulama, ahli ilmu, dari agama ini yang tersisa.

syaikh bakr
Syeikh Bakr adalah seorang ulama besar islam dunia, hingga wafatnya masih menjabat sebagai wakil kerajaan saudi di majma’ Al Fiqh Al islami (Lembaga Kajian Fiqh Islam Internasional) yang menginduk pada OKI. Pernah pula menjabat sebagai anggota lajnah fatwa dan Hai’ah Kibaar al Ulama’ (Forum Ulama Besar). Beliau pengajar materi peradilan di Ma’had ‘Ali dan juga menjadi dosen pada pascasarjan fakultas Syari’ah, di Riyadl. Beliau juga pernah ditunjuk sebagai imam dan khatib tetap untuk masjid Nabawi. Biografi beliau lebih lanjut dapat dilihat di alamat ini >> www.assunnah.jeeran.com/bografi_syaikhbakr.htm
Beliau meninggal hari selasa lalu, sekitar dzuhur, disholatkan setelah isya’ di masjid Abdullah yang berada di samping rumah beliau di Saudi (Royadl). Bertindak selaku imam dalam sholat jenazah tersebut adalah Sayikh Ahmad Ar Riis, menantu beliau, yang juga anggota lembaga da’wah dan bimbingan islam. Hal ini sebagaimana wasiat dari Syaikh Bakr. Pemakaman dilakukan pada malam itu juga, di pemakaman Dir’iyyah dan dihadiri Samahatul Mufti Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah Aali Syaikh (ketua Hauah Kibar Ulama dan Idaarotul Buhuts), para ulama, pejabat, tokoh masyarakat, para penuntut ilmu, hingga lebih dari 20.000 orang.
Semasa hidupnya, pernah berguru pada Syaikh al Hijawy, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, Syaikh Sulaiman bin ‘Abdurrahman bin Hamdan, Syaikh Al Amin Asy Syinqithi, dll…
Karya-karyanya ada lebih dari 70 an.
Di antaranya:
1. Fiqh al-Qadlaaya al-Mu’aashirah (Fiqh an-Nawaazil), terdiri dari 3 jilid dan mencakup 15 permasalahan fiqih kontemporer dalam bentuk risalah, di antaranya:
a. Risalah at-Taqniin Wa al-Ilzaam
b. Risalah al-Muwaadla’ah Fii al-Ishthilaah
c. Risalah Thifl al-Anaabiib
d. Risalah at-Ta’miin
e. Risalah at-Tamtsil
2. at-Taqriib Li ‘Uluum Ibn al-Qayyim
3. Ikhtiyaaraat Ibn Taimiyyah karya al-Burhan Ibn al-Qayyim (tahqiq)
4. Mu’jam al-Manaahi al-Lafzhiyyah
5. Laa Jadiid Fii Ahkaam ash-Shalaah
6. at-Ta’aalum
7. Hilyah Thaalib al-‘Ilm
8. Adab al-Haatif
9. at-Ta’shiil Li Ushuul at-Takhriij Wa Qawaa’id al-Jarh Wa at-Ta’diil (3 jilid)
10. Mashu al-Wajh Bi al-Yadain Ba’da Raf’ihima Bi ad-Du’aa`
11. Ziyaarah an-Nisaa` Li al-Qubuur
12. Dla’f Hadiits al-‘Ajn
13. an-Nazhaa`ir
14. ar-Radd ‘Ala al-Mukhaalif
15. at-Tahdziir Mn Mukhtasharaat ash-Shaabuuny Fi at-Tafsiir
16. Du’aa` al-QunUUt
17. Nazhariyyah al-Khalth Bayna al-Islaam Wa Ghairihi Min al-Adyaan (sudah diterjemahkan dengan judul Propaganda Sesat Penyatuan Agama, penerbit Darul Haq)
18. Madiinah an-Nabiyy; Ra`yul ‘Ain
Sebagian karya-karya beliau dapat di download di alamat ini: http://saaid.net/warathah/bakr/index.htm
“Para ulama adalah pewaris para Nabi dan bahawasanya para Nabi tidak mewariskan harta berupa dinar dan dirham akan tetapi yang diwariskan mereka hanyalah ilmu maka barangsiapa yang mengambilnya bererti telah mengambil bahagian terbesar (dari warisan mereka) .”
(Riwayat Abu Daud. Disahihkan oleh Al-Albani)
Sumber:

Tinggalkan komentar