Siapapun Wakilnya yang penting dari ….

Saat melintas di perempatan ringroad timur dari arah Kota Gede, mata saya spontan tertarik dengan papan reklame sebuah partai politik di sebelah timur ring road. Hal yang membuat saya tertarik karena iklan dan muatan iklannya sangat berbeda dari iklan-iklan kampanye pada umumnya.

Umumnya, di sepanjang jalan-jalan di Jogja selain penuh dengan bendera-bendera partai yang terpasang tak beraturan (kurang rapi) juga dipenuhi foto-foto para caleg yang berlomba-lomba tawarkan nomor urut lengkap dengan visi-misinya. Tiap caleg pasang sejumlah baliho, spanduk2, dan sejenisnya. Bayangkan saja ada sekian ribu caleg, maka ada sekian juta baliho/ spanduk yang terpasang? Mumet tho sing ndelok?

Kembali kepada papan reklame yang menarik hati di timur ringroad, kenapa menarik hati? Karena ia lain, ringkas, padat, tidak membingungkan, bahkan memberikan kemudahan bagi para calon pemilih untuk memilih. Dalam papan reklame tersebut ia tidak memuat daftar nama-nama apalagi foto-foto para caleg seperti umumnya partai lain. Dalam reklame tersebut parpol yang bersangkutan mengajak masyarakat untuk benar-benar memilih wakil rakyat yang benar-benar amanah dan berkualitas, dilanjutkan dengan kalimat berikut ini; “Siapapun wakilnya yang penting dari PKS.” Ya, papan reklame itu milik PKS, sebuah partai berisikan anak-anak muda yang kreatif, terdidik, agamis dan idealis, tidak heran jika seringkali nampak ‘beda’ dari partai-partai pada umumnya.

Hal yang menarik dan juga membedakan PKS dari partai lainnya (disamping image-nya yang bersih dan peduli) adalah pada proses pencalonan calegnya, tanpa ‘rebutan’ nomor urut (meski nomor urut kini tak berarti lagi) apalagi saling menjatuhkan antar teman sebagaimana umumnya terjadi di partai-partai lain, bahkan di PKS ‘nyaleg’ gak perlu pake duwit. Itulah bedanya. Saya pernah punya teman yang Bapaknya tahun 2004 ‘ndaftar’ caleg di sebuah partai yang terkenal banyak artisnya, kabarnya sang Bapak harus mengeluarkan uang sedikitnya 60 juta rupiah, akibatnya temen saya ini kurus kering dan ikutan stress akibat beberapa bulan tidak dapat ‘kiriman’ dan harus merelakan jatah bulanannya dialihkan untuk pembiayaan pencalegan bapaknya.

Teman-teman saya yang ‘nyaleg’ di PKS umumnya bukan orang-orang yang berkecukupa, maksud saya kebanyakan bukan orang-orang mampu yang dengan mudah mengeluarkan uang puluhan juta sekedar untuk sebuah pencalonan anggota dewan.Tapi, ternyata memang hal itu tak perlu mereka lakukan itu di PKS, mereka menjadi caleg pun bukan karena hasil meminta (mendaftar) melainkan berdasarkan permintaan partai dari hasil musyawarah sebelumnya, dan itu amanah, amanah yang diberikan, bukan amanah yang diminta.

Saya jadi teringat dengan seorang tukang bengkel motor di daerah Kulon progo yang menjadi responden saya di sebuah penelitian tentang pemilu 2009, ia menyatakan memilih PKS sebagai partai yang akan dipilihnya di 9 April nanti dengan sebuah alasan yang cukup sederhana, “Orangnya baik-baik mbak, calegnya nggak rebutan …”

Ramadlan lalu saya berkesempatan mengikut pertemuan para caleg perempuan dari PKS Sleman, dalam forum tersebut saya mendapatkan penjelasan tentang keputusan Dewan Syariah DPW PKS DIY berkenaan dengan kampanye caleg, dimana caleg PKS dilarang mengkampanyekan dirinya secara individual melainkan harus bersama-bersama, hal ini dilandasi pemikiran bahwa di PKS tidak ada kemenangan individual, melainkan kemenangan bersama. Bahkan seluruh caleg dihimbau untuk menyertakan seluruh nama caleg PKS dalam muatan kampanye selain profil dirinya sendiri. Subhannallah… Begitulah PKS.

Ia memang BEDA….


pks8

5 pemikiran pada “Siapapun Wakilnya yang penting dari ….

  1. hmm,,tapi sepertinya keputusan MK yang mendasari utk jadi aleg suara terbanyak membuat caleg PKS juga sudah Tebar pesona secara individu…
    memang keputusan MK bikin biaya kampanye nambah besar…ayo2 ad yang mau nyumbang?

  2. assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh informasi menarik. mungkin kalau ditambahkan qur’an dan hadis yang mendasari pengambilan keputusan tsb djazaakillaahu khoiraa

  3. assalamu’aaikumw w w ada yang menarik juga di kota jogja tentang kampanye pks, tidak nampak foto calegnya di jalan-jalan besar, kecuali satu dua yang nampaknya memang perlu?. mungkin ada prinsip PKS (Perlu Kerja Serius) dalam menangani masalah bangsa, bukan dengan foto yang mudah direkayasa dan dapat menimbulkan fitnah jazaahumullaahu khoyra

  4. ass w w Nabi Muhammad bersabda: “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di ant ara kamu!” (HR. Muslim)

    rukun, saling sayang, agar beriman. .
    jazaakillahu khoiraa

  5. Tidak begitu yakin, adalah sebuah kesesatan berpikir jika kita memilih caleg hanya dari pesona kepribadian saja. yang terpenting adalah bagaimana kiberja sang caleg setelah nongkrong di DPR. membela rakyat, atau malah dengan sombong mengatakan “Antum bukan kader, Antum tidak punya hak mempertanyakan dan mengkritik kebijakan yang kami tempuh…”

    saya teringat perkataan Agus Mas’udi, “Rakyat itu seperti daun salam, saat kita akan membuat sayur, kita sibuk banget nyari daun salam, setelah sayurnya matang, daun salam dibuang begitu saja…”

    saya pikir, kita harus lebih cerdas dalam memilih wakil, bukan sekedar pesona akhlak yang kita jadikan patokan, tapi sebuah jaminan kinerja melalu kontrak politik yang bersifat mengikat. jangan sampai kita memilih orang yang shalatnya selalu jamaah, shadaqahnya luwar biasa, shaumnya dawud, tapi mengijinkan Blok Cepu di makan sama Exxon Mobil yang kepunyaan zionis israel itu, mengesahkan UU liberalisasi air dan migas, menolak hak angket korupsi BLBI…

Tinggalkan komentar